Empat Racun Hati
Abdullah Shaleh Hadrami
Racun Kedua: Banyak Memandang
Maksud dari pada banyak memandang adalah melepaskan pandangan kepada
sesuatu dengan sepenuh mata dan memandang kepada apa yang tidak halal
untuk di pandang.
Allah Subhanahu Wa Ta?ala berfirman: ?Katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.?(Q.S.An-Nur:30,31)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dari Rasulullah Shallalahu Alaihi
Wa Ala Alihi Wasallam bersabda: ?Telah di tetapkan kepada manusia
bagiannya dari perzinahan, ia pasti melakukan hal itu. Kedua mata
zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah
zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memukul (meraba), kaki
zinanya adalah melangkah, hati berkeinginan dan berangan-angan, dan yang
membenarkan atau menggagalkan semua itu adalah kemaluan.?(HR.Bukhari,
Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
Dari Jarir Radhiallahu Anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah
Shallalahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam tentang pandangan yang tiba-tiba
(tidak sengaja), Beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Salam
menjawab: ?Alihkan pandanganmu.?(HR.Muslim, At-Tirmidzi, Ad-Darimy dan
Ahmad)
Berlebihan memandang dengan mata menimbulkan anggapan indah apa yang
dipandang dan bertautnya hati yang memandang kepadanya. Selanjutnya
terlahirlah berbagai kerusakan dan bencana dalam hatinya. Diantaranya:
Pertama, pandangan adalah anak panah beracun diantara anak panah
iblis, barangsiapa menundukkan pandangannya karena Allah Subhanahu Wa
Ta?ala, Dia akan berikan kepadanya kenikmatan dan kedamaian dalam
hatinya yang ia rasakan sampai bertemu denganNya.
Kedua, masuknya setan ketika seseorang memandang. Sesungguhnya
masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke
ruangan hampa. Setan akan menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan
indah, menjadikannya sebagai berhala tautan hati. Kemudian mengobral
janji dan angan-angan. Lalu, ia nyalakan api syahwat dan ia lemparkan
kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya tanpa adanya
gambaran wujud yang dipandangnya.
Ketiga, pandangan menyibukkan hati, menjadikannya lupa akan hal-hal
yang bermanfaat baginya, dan menjadi penghalang antara keduanya.
Akhirnya, urusannyapun menjadi kacau, ia selalu lalai dan mengikuti hawa
nafsunya. Allah Subhanahu Wa Ta?ala berfirman: ?Dan janganlah kamu taat
kepada orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari dzikir kepada Kami
dan mengikuti hawa nafsunya serta urusannya kacau- balau.?(Q.S.Al-Kahfi:
28)
Demikianlah, melepaskan pandangan secara bebas mengakibatkan tiga bencana ini.
Para dokter hati (ulama) bertutur, ?Antara mata dan hati ada kaitan
yang sangat erat, bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun rusak
dan hancur. Hati seperti ini ibarat tempat sampah yang berisikan segala
najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni
cinta dan ma?rifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama
Allah dan tidak akan mau Inabah (kembali) kepada Allah. Yang tinggal di
dalamnya adalah kebalikan dari semua itu.?
Membiarkan pandangan lepas adalah maksiat kepada Allah Subhanahu Wa
Ta?ala dan dosa sebagaimana firmanNya pada An-Nur 30 dan 31 yang telah
disebutkan.
Allah Subhanahu Wa Ta?ala berfirman: ?Dia mengetahui (pandangan) mata
yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati?. (QS. Ghafir /
Al-Mukmin: 19).
Membiarkan pandangan lepas menyebabkan hati menjadi gelap,
sebagaimana menahan pandangan menyebabkan hati bercahaya. Bila hati
telah bersinar maka seluruh kebaikan akan masuk kedalamnya dari segala
penjuru, sebaliknya apabila hati telah gelap maka akan masuk kedalamnya
berbagai keburukan dan bencana dari segala penjuru.
Seorang yang shalih berkata, ?Barangsiapa mengisi lahirnya dengan
mengikuti sunnah, mengisi batinnya dengan muroqobah (merasa diawasi
Allah Subhanahu Wa Ta?ala), menjaga pandangannya dari yang diharamkan,
menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal haramnya) dan hanya
memakan yang halal, firasatnya tidak akan meleset.?
sumber: http://www.kajianislam.net/2007/03/empat-racun-hati-3-dari-5/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment